SOSIALISASI MODUL KEPEMIMPINAN PEMUDA

Dinas Pemuda dan Olahraga Sulsel bekerja sama dengan Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengumpulkan Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai kampus di Makassar. mereka diberikan materi soal Modul Kepemimpinan di Hotel Makassar Golden, Senin 28 Juni.

Tampil sebagai pembicara Asisten Deputi Pengembangan Fasilitator Kepemimpinan Pemuda Kemenpora, Muh. Apud Kusaeri, Kepala Bidang Peningkatan Mutu Lies Yuliawati serta didampingi Kadispora Sulsel, Ilham Andi Gazaling.

Dalam paparannya, Apud mengungkapkan, akhir-akhir ini banyak orang membicarakan masalah krisis kepemimpinan. Konon sangat sulit mencari kader-kader pemimpin pada berbagai tingkatan. Orang pada zaman sekarang cenderung mementingkan diri sendiri dan tidak atau kurang perduli pada kepentingan orang lain dan lingkungannya.

Krisis kepemimpinan kata dia disebabkan karena makin langkanya keperduliaan pada kepentingan orang banyak dan lingkungannya. Sekurang-kurangnya terlihat beberapa masalah mendasar di antaranya; adanya krisis komitmen. kebanyakan orang tidak merasa mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memikirkan dan mencari pemecahan kemaslahatan bersama, masalah harmoni dalam kehidupan dan masalah kemajuan dalam kebersamaan. Masalah lain adanya krisis kredibilitas. Sangat sulit mencari pemimpin yang mampu menegakkan kredibilitas tanggung jawab.

Nah, modul kepemimpinan yang sedang disosialisasikan ini diharapkan bisa menjadi pedoman generasi muda ke depan,” kata Apud. Karena tujuan itu pula Kadispora Sulsel, Ilham Andi Gazaling mengatakan, akan terus gencar melakukan sosialisasi. Segmen pertama adalah lembaga mahasiswa, setelah itu organisasi kepemudaan.

Selain mahasiswa, kami gelar pula sosialisasi untuk kalangan wirausaha tapi khusus kalangan muda. Kita ingin membuka cakrawala Pemuda bagaimana membuka usaha wiraswasta kreatif,” jelasnya.

Sosialisasi modul kepemimpinan kemarin, diikuti kurang lebih 40 peserta dari berbagai BEM universitas seperti UNM, UMI, Unhas, Unsat, UKIP dan universitas lainnya. Setelah pemaparan materi, mahasiswa juga diberi kesempatan membentuk diskusi kelompok dalam memecahkan masalah (problem solving).

Sumber : Harian Fajar. Hari Selasa 29 Juni 2010. Halaman 36 Kolom 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar